MAKALAH TOU

TEORI KEPEMIMPINAN

KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun dalam rangka menambah wawasan kami tentang kepemimpinan,baik
sifat-sifat kepemimpinan maupun teori-teori kepemimpinan. Dengan mengerti dan memahami
teori kepemimpinan ini,maka kami dapat mengetahui bahwa kepemimpinan yang efektif harus
memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan. Dengan
menguraikan teori-teori kepemimpinan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
kepemimpinan yang baik.
Pada kesempatan kali ini,kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Pak Umar Hanis, selaku dosen Teori Organisasi Umum kami yang telah memberikan
tugas ini
2. Orang tua kami,yang memberi kami bantuan baik secara moril dan meteriil
3. Teman-teman kami, yang telah memberi masukan tentang makalah ini
Akhir kata kami mengharapkan kritik dan saran dari setiap orang yang membaca makalah
ini sehingga makalah ini dapat lebih sempurna lagi. Terima kasih.
Depok, 1 Novermber 2009
Penyusun
2 DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................. 1
Daftar Isi ........................................................................................................................... 2
Pengertian ......................................................................................................................... 3
Teori Kepemimpinan ........................................................................................................ 4
1. Teori Sifat Kepemimpinan ............................................................................. 4
2. Teori Kelompok ............................................................................................. 5
3. Teori Situasional ............................................................................................ 5
4. Teori Path-Goal ............................................................................................. 5
5. Teori Genetis/Keturunan ................................................................................ 6
6. Teori Social .................................................................................................... 6
7. Teori Ekologis/Bakat ..................................................................................... 7
8. Teori Kelebihan .............................................................................................. 7
9. Teori Kharismatik .......................................................................................... 7
Tipe Kepemimpinan .......................................................................................................... 8
1. Tipe Kepemimpinan Otokratis ........................................................................ 8
2. Tipe Kepemimpina Laissez Faire .................................................................... 9
3. Tipe Kepemimpinan Militeristik ..................................................................... 10
4. Tipe Kepemimpinan Paternalistik ................................................................... 20
5. Tipe Kepemimpinan Karismatis ...................................................................... 11
6. Tipe Kepemimpinan Demokratis ..................................................................... 12
7. Tipe Kepemimpinan Open Leadership ............................................................ 13
Syarat-syarat Pemimpin Yang Baik ................................................................................... 14
Peran Pemimpin ................................................................................................................. 16
Aplikasi Kepemimpinan Dalam Organisasi ....................................................................... 18
Kesimpulan ......................................................................................................................... 21
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 22
3 KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
A. PENGERTIAN
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:
1. pemimpin sebagai subjek, dan.
2. yang dipimpin sebagai objek.
Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun
dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik
secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga
menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam
menjalankan ke-pemimpinannya.
Kepemimpinan (leadership) adalah bagian tersendiri dari manajemen. Manajer dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen memerlukan adanya kepemimpinan. Kepemimpinan
yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi, tanpa kepemimpinan hubungan antara tujuan perseorangan dengan
tujuan organisasi mungkin menjadi renggang(lemah). Oleh karena itu, kepempinan sangat
diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses. Namun demikian sebenarnya kepemimpinan itu
sendiri masih merupakan suatu konsep yang sulit diterangkan atau merupakan sebuah “kotak
hitam” (black box) yang sangat indah.
Pada intinya dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.

Karakter yang harus ada pada diri seorang pemimpin adalah:
1. mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih baik daripada orangorang
yang dipimpinnya,
2. juara, artinya memiliki prestasi baik akademik maupun non akademik yang lebih balk
dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
3. tangungjawab, artinya memiliki kemampuan dan kemauan bertanggungjawab yang
lebih tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
4. aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan
sosialisasi secara aktif lebih baik dibanding orang-orang yang dipimpinnya, dan
5. walaupun tidak harus, sebaiknya memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi
dibanding orang-orang yang dipimpinnya.
Meskipun demikian, variasi atribut-atribut personal tersebut bisa berbeda-beda antara
situasi organisasi satu dengan organisasi lainnya. Organisasi dengan situasi dan karakter tertentu
menuntut pemimpin yang memiliki variasi atribut tertentu pula.
B. TEORI KEPEMIMPINAN
Sebelum mencoba untuk menganalisa kedudukan kepemimpinan dalam suatu organisasi perlu
ditelusuri dulu perkembangan teori kepemimpinan yaitu :

1. Teori Sifat kepemimpinan
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan dimulai dengan memusatkan perhatian
pada para pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah suatu fungsi kualitas seorang
individu, bukan fungsi situasi, teknologi, atau dukungan masyarakat. Keith Davis
mengintisarikan ada empat ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan
kepemimpinan dalam organisasi yaitu :
Teori Sifat Kepemimpinan
- Kecerdasan (intellegence)
- Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas (social maturity and breath)
- Motivasi diri dan dorongan berprestasi
- Sikap-sikap hubungan manusia.
2.Teori Kelompok
Teori kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan
atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuantujuan
kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya.
3.Teori situasional (contingency)
Pendekatan sifat maupun kelompok terbukti tidak memadai untuk mengungkap
teori kepemimpinan yang menyeluruh, perhatian dialihkan pada aspek-aspek situasional
kepemimpinan. Fred Fiedleer telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi
efektivitas kepemimpinan yang dikenal sebagai contingency model of leadership
effectiveness yang menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang
menguntungkan atau menyenangkan, situasi-situasi tersebut digambarkan dalam tiga
dimensi emprik yaitu :
a. Hubungan pimpinan anggota
b. Tingkat dalam struktur tugas
c. Posisi kekuasaan
4.Teori Path-Goal
Teori ini menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan terutama perilaku
pemimpin terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja.
Teori Kelompok
Teori situasional (contingency)
Teori Path-Goal

Teori memasukkan empat tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin yaitu :
a. Kepemimpinan direktif (directive leadership)
b. Kepemimpinan suportif (supportive leadership)
c. Kepemimpinan partisipatif (participative leadership)
d. Kepemimpinan orientasi prestasi (achievement-oriented leadership).
5.Teori Genetis/ Keturunan
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and not
made”. Bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia
telah dilahirkan menjadi pemimpin. Dalam keadaan bagaimanapun seorang ditempatkan
pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir
telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
Seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan. Karena orang
tuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan
orang tuanya, seolah-olah seseorang menjadi pemimpin karena ditakdirkan. (Wursanto,
2003: 199).
6.Teori Social
Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, maka
penganut-penganut social mengatakan sebaliknya yaitu : “Leaders are made and not
born”.
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi
pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan itu.
Teori Genetis/ Keturunan
Teori Social
7.Teori Ekologis / Bakat
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori social.
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi
pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur
dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih
lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori social
dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun
demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat
mengatakan secara pasti apa factor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai
pemimpin yang baik.
8.Teori Kelebihan
Yang beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki
kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin mencakup tiga hal, pertama; kelebihan ratio, ialah kelebihan
menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat tujuan dari
organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan tentang cara-cara menggerakkan
organisasi, serta dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, Kedua; Kelebihan
Rohaniah, berarti seorang pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran budi
pekertinya kepada para bawahan. Seorang pemimpin harus mempunyai moral yang tinggi
karena pada dasarnya pemimpin merupakan panutan para pengikutnya. Segala tindakan,
perbuatan, sikap dan ucapan hendaknya menjadi suri tauladan bagi para pengikutnya,
Ketiga, Kelebihan Badaniah; Seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah
yang lebih dari para pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk bertindak dengan
Teori Ekologis / Bakat
Teori Kelebihan

cepat. Akan tetapi masalah kelebihan badaniah ini bukan merupakan faktor pokok.
(Wursanto, 2003: 197-198).
9.Teori Kharismatik
Seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai karisma (pengaruh) yang sangat
besar. Karisma itu diperoleh dari Kekuatan Yang Maha Kuasa. Dalam hal ini ada suatu
kepercayaan bahwa orang itu adalah pancaran Zat Tunggal, sehingga dianggap
mempunyai kekuatan ghaib (spranatural power). Pemimpin yang bertipe karismatik
biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar. (Wursanto,
2003: 199).
C. TIPE KEPEMIMPINAN
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima tipe
utama yaitu sebagai berikut :
1.Tipe Kepemimpinan Otokratis
Tipe kepemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri kepemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
a. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
b. Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan
c. Menganggap dirinya paling berkuasa
d. Jauh dari para bawahan
e. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
Tipe Kepemimpinan Otokratis
Teori Kharismatik
f. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alatsemata-mata
g. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia
menganggap dialah yang paling benar
h. Selalu bergantung pada kekuasaan formal
i. Dalam menggerakkan bawahan mempergunakan pendekatan (Approach) yang
mengandung unsur paksaan dan ancaman.
j. Keras dalam mempertahankan prinsip.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe kepemimpin otokritas tersebut diatas dapat
diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak
dapat dipakai dalam organisasi modern.
2. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Ciri-ciri antara lain :
a. Memberi kebebasan kepada para bawahan
b. Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
c. Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
d. Tidak mempunyai wibawa
e. Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik
Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

3.Tipe Kepemimpinan Militeristik
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang
pemimpin tipe militeristik tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi
militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristik mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang ditetapkan, perintah mencapai tujuan
digunakan sebagai alat utama
b. Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
c. Menggunakan sistem komando dalam perintah
d. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pengkat dan jabatannya
e. Senang kepada formalitas yang berlebihan
f. Menuntun disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
g. Tidak mau menerima kritik dari bawahan
h. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe kepemimpinan militeritas jelaslah bahwa
tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
4.Tipe Kepemimpinan Paternalistik
Tipe kepemimpinan paternalistik mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal
atau kepakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan
dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang
dilakukan sifat terlalu sentimental.
Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe Kepemimpinan Paternalistik

Sifat-sifat umum dari tipe kepemimpinan paternalistik dapat dikemukakan sebagai
berikut:
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
b. Bersikap terlalu melindungi bawahan
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.
Karena itu jarang pelimpahan wewenang.
d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisyatif
daya kreasi
e. Selalu memberikan perlindungan
f. Sering menggap dirinya maha tahu.
g. Pemimpin bertindak sebagai bapak.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat
diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat negatifnya pemimpin paternalistis
kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
5.Tipe Kepemimpinan Karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukan sebab-sebab
mengapa seorang pemimpin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe kepemimpinan
seperti ini mempunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut
yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab karena kurangnya
seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang
demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan
Tipe Kepemimpinan Karismatis

bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya,tidak dapat
digunakan sebagai criteria tipe pemimpin karismatis.
6.Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap
adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini
selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adlah sebagai berikut :
1. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia
2. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan
organisasi
3. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya
4. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada
bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas,
inisyatif dan prakarsa dari bawahan
5. Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan
6. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya
7. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa
tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
Tipe Kepemimpinan Demokratis

7. Tipe Kepemimpinan Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal
pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.
Jaringan Blake dan Moutan mengidentifikasikan gaya seseorang manajer, tetapi tidak
secara langsung berkaitan dengan efektivitas. William J.Redden, seorang professor dan
konsultan Kanada, telah menambahkan dimensi ketiga atau efektivitas pada modelnya. Teori ini
menyajikan empat gaya kepemimpinan dasar dan setiap gaya dapat efektif atau tidak efektif
tergantung pada situasi, kedelapan gaya ini dapat diuraikan sebagai berikut
a. Gaya-gaya efektif
1. Eksekutif (executive)
2. Pembangun (developer)
3. Otokrat penuh kebajikan (benevolent autocrat)
4. Birokrat (bureaucrat)
b. Gaya-gaya tidak efektif
1. Kompromis (compromiser)
2. Misionaris (missionary)
3. Otokrat (autocrat)
4. Pelarian (deserter)
Tipe Kepemimpinan Open Leadership

Baik pendekatan Blake dan Mouton maupun Redden merupakan pendekatan yang sangat
deskriptif dan secara empiric kekurangan penelitian valid yang mendukungnya. Di lain pihak
Rensis Likert dengan melibatkan kelompok Michigan dalam melakukan penelitian bertahuntahun
mengemukakan empat sistem atau gaya dasar kepemimpinan organisasional yaitu :
1. Sistem 1 : otokratik eksploratif, manajer mengambil semua keputusan yang berkaitan
dengan pekerjaan dan memerintahkan serta mengeksploritasi bawahan untuk
melaksanakannya.
2. Sistem 2 : otokratik penuh kebajikan, manajer tetap menentukan perintah-perintah kerja,
tetapi bawahan diberi keleluasaan (flexibilitas) dalam pelaksanaannya dengan suatu cara
paternalistic.
3. Sistem 3 : partisipatif, manajer menggunakan gaya konsultatif yaitu meminta masukan
dan menerima partisipatif dari bawahan tetapi tetap menahan hak untuk membuat
keputusan final.
4. Sistem 4 : demokratik, manajer memberikan berbagai pengarahan kepada bawahan tetapi
memberikan kesempatan partisipasi total dan keputusan dibuat atas dasar consensus dan
prinsip mayoritas.
D. SYARAT-SYARAT PEMIMPIN YANG BAIK
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong sebagai pemimpin
adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang telah diberkahi dengan bakatbakat
kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan
pengalaman kerja.
Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus
dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.
15
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa diantaranya yang terpenting
adalah sebagai berikut :
 Pendidikan umum yang luas
 Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang generalist yang baik juga
 Kemampuan berkembang secara mental
 Ingin tahu
 Kemampuan analistis
 Memiliki daya ingat yang kuat
 Mempunyai kapasitas integrative
 Keterampilan berkomunikasi
 Keterampilan mendidik
 Personalitas dan objektivitas
 Pragmatismo
 Mempunyai naluri untuk prioritas
 Sederhana
 Berani
 Tegas dan sebagainya
E. PERAN PEMIMPIN
The Vision Role
Sebuah visi adalah pernyataan yang secara relatif mendeskripsikan aspirasi atau
arahan untuk masa depan organisasi. Dengan kata lain sebuah pernyataan visi harus dapat
menarik perhatian tetapi tidak menimbulkan salah pemikiran.
Agar visi sesuai dengan tujuan organisasi di masa mendatang, para pemimpin
harus menyusun dan manafsirkan tujuan-tujuan bagi individu dan unit-unit kerja.
Peran Pemimpin dalam Pengendalian dan Hubungan Organisasional The Vision Role
Tindakan manajemen para pemimpin organisasi dalam mengendalikan organisasi
meliputi:
(a) mengelola harta milik atau aset organisasi;
(b) mengendalikan kualitas kepemimpinan dan kinerja organisasi;
(c) menumbuhkembangkan serta mengendalikan situasi maupun kondisi kondusif
yang berkenaan dengan keberadaan hubungan dalam organisasi.
Dan peran pengendalian serta pemelihara / pengendali hubungan dalam organisasi
merupakan pekerjaan kepemimpinan yang berat bagi pemimpin. Oleh sebab itu
diperlukan pengetahuan, seni dan keahlian untuk melaksanakan kepemimpinan yang
efektif.
Ruang lingkup peran pengendali organiasasi yang melekat pada pemimpin
meliputi pengendalian pada perumusan pendefinisian masalah dan pemecahannya,
The Vision Role
Peran Pemimpin dalam Pengendalian dan Hubungan Organisasional The Vision Role
pengendalian pendelegasian wewenang, pengendalian uraian kerja dan manajemen
konflik.
Ruang lingkup peran hubungan yang melekat pada pemimpin meliputi peran
pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja; pengelolaan tata
kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan organisasi; pembukaan, pembinaan
dan pengendalian hubungan eksternal dan internal organisasi serta perwakilan bagi
organisasinya.
Peran Pembangkit Semangat The Vision Role
Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin
adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan cara
memberikan pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan
insentif. Penghargaan adalah bentuk pujian yang tidak berbentuk uang, sementara insentif
adalah pujian yang berbentuk uang atau benda yang dapat kuantifikasi. Pemberian
insentif hendaknya didasarkan pada aturan yang sudah disepakati bersama dan
transparan. Insentif akan efektif dalam peningkatan semangat kerja jika diberikan secara
tepat, artinya sesuai dengan tingkat kebutuhan karyawan yang diberi insentif, dan
disampaikan oleh pimpinan tertinggi dalam organisasi , serta diberikan dalam suatu
‘event’ khusus.
Peran membangkitkan semangat kerja dalam bentuk memberikan dukungan, bisa
dilakukan melalui kata-kata , baik langsung maupun tidak langsung, dalam kalimatkalimat
yang sugestif. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk peningkatan atau
penambahan sarana kerja, penambahan staf yag berkualitas, perbaikan lingkungan kerja,
dan semacamnya.
Peran Pembangkit Semangat The Vision Role

Peran Menyampaikan Informasi The Vision Role
Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi; artinya
walaupun produk dan layanan purna jual perusahaan tersebut bagus, tetapi jika
komunikasi internal dan eksternalnya tidak bagus, maka perusahaan itu tidak akan
bertahan lama karena tidak akan dikenal masyarakat dan koordinasi kerja di dalamnya
jelek. Penyampaian atau penyebaran informasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga
informasi benar-benar sampai kepada komunikan yang dituju dan memberikan manfaat
yang diharapkan. Informasi yang disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar
diketahui dampak internal maupun eksternalnya. Monitoring tidak dapat dilakukan asalasalan
saja, tetapi harus betul-betul dirancang secara efektif dan sistemik. Selain itu,
seorang pemimpin juga harus menjalankan peran consulting baik ke ligkungan internal
organisasi maupun ke luar organisasi secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi
yang baik pula. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki
pengetahuan yang lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus
mampu memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada bawahannya yang
mengalami masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.
F. APLIKASI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Kepemimpinan,Organisasi dan Perubahan Lingkungan
Ada tiga jenis perubahan yaitu perubahan rutin, perubahan pengembangan, dan
inovasi. Mengelola perubahan adalah hal yang sulit. Ukuran kapasitas kepemimpinan
seseorang salah satu diantaranya adalah kemampuannya dalam mengelola perubahan.
Kemampuan ini penting sebab pada masa kini pemimpin, akan selalu dihadapkan pada
perubahan-perubahan, sehingga pemimpin dituntut untuk mampu menyesuaikan dengan
perubahan lingkungan. Pemimpin yang kuat bahkan mampu mempelopori perubahan
lingkungan. Ada empat tahap yang harus dilakukan agar pemimpin dapat mengelola
Peran Menyampaikan Informasi The Vision Role
Kepemimpinan,Organisasi dan Perubahan Lingkungan

perubahan lingkungan. Tahap-tahap tersebut adalah pertama, mengidentifikasi
perubahan; Kedua, Menilai posisi organisasi; Ketiga, Merencanakan dan melaksanakan
perubahan; dan Keempat, Melakukan evaluasi. Untuk memperoleh hasil yang diharapkan
maka keempat langkah tersebut perlu dilakukan secara berurutan dan berkesinambungan.
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Tugas utama seorang pemimpin adalah mengajak orang untuk menyumbangkan
bakatnya secara senang hati dan bersemangat untuk kepentingan organisasi. Dengan
demikian pemimpin atau manajer harus mengarahkan perilaku para anggota organisasi
agar tujuan organisasi dapat tercapai. Para pemimpin perlu membentuk, mengelola,
meningkatkan, dan mengubah budaya kerja organisasi. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, manajer perlu menggunakan kemampuannya dalam membaca kondisi
lingkungan organisasi, menetapkan strategi organisasi, memilih teknologi yang tepat,
menetapkan struktur organisasi yang sesuai, sistem imbalan dan hukuman, sistem
pengelolaan sumberdaya manusia, sistem dan prosedur kerja, dan komunikasi serta
motivasi.
Salah satu cara mengembangkan budaya adalah dengan menetapkan visi yang
jelas dan langkah yang strategis, mengembangkan alat ukur kinerja yang jelas,
menindaklanjuti tujuan yang telah dicapai, menetapkan sistem imbalan yang adil,
menciptakan iklim kerja yang lebih terbuka dan transparan, mengurangi permainan
politik dalam organisasi, dan mengembangkan semangat kerja tim melalui
pengembangan nilai-nilai inti.
Kepemimpinan dan Inovasi
Inovasi berbeda dengan kreativitas. Kreativitas lebih berfokus pada penciptaan ide
sedangkan inovasi berfokus pada bagaimana mewujudkan ide. Karena inovasi adalah
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Kepemimpinan dan Inovasi

proses mewujudkan ide, maka diperlukan dukungan dari faktor-faktor organisasional dan
leaderships.
Dalam membahas inovasi paling tidak ada duabelas tema umum yang berkaitan
dengan pembahasan tentang inovasi yaitu kreativitas dan inovasi, karakteristik umum
orang-orang kreatif, belajar atau bakat, motivasi, hambatan untuk kreatif dan budaya
organisasi, struktur organisasi, struktur kelompok, peranan pengetahuan, kreativitas
radikal atau inkrimental, struktur dan tujuan,proses, dan penilaian. Kemampuan
organisasi dalam mengelola keduabelas tema tersebut akan menentukan keberhasilannya
dalam melakukan inovasi.
Inovasi berkaitan erat dengan proses penciptaan pengetahuan. Proses penciptaan
pengetahuan dilakukan dengan melakukan observasi atas kejadian, mengolahnya menjadi
data, lalu data dijadikan informasi, dan informasi diberikan konteks sehingga menjadi
pengetahuan. Pengetahuan inilah yang oleh pemimpin dijadikan arah atau bekal untuk
melakukan inovasi. Organisasi yang mampu secara terus menerus melakukan penciptaan
pengetahuan disebut sebagai learning organization.

KESIMPULAN
Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua
pekerja dalam mencapai tujuan tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan,
hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi mungkin terjadi renggang (lemah)
keadaan ini menimbulkan situasi dimana perseorangan berkerja untuk mencapai tujuan
pribadinya, sementara itu keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam mencapa sasaransasarannya.

DAFTAR PUSTAKA
 Sukanto R & T. Hani Handoko. Organisasi Perusahaan. PBFE, Yogyakarta.
2000.
 Widyatmini & Izzati A. Pengantar Organisasi dan Metode, Gunadarma,
Jakarta, 1995.
 Wursanto, Ig. 2005, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, ANDI, Yogyakarta, 2005.
 Sumber Buku Kepemimpinan Karya TIM FISIP
 Tjiptono, Pandi & Anastasia Diana. (2001). Total Quality
Management,Yogyakarta: Andi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS