Topik, Tema dan Judul

v TOPIK
Kalimat topik adalah kalimat yang paling terpenting dalam sebuah paragraph karena merupakan ide utama dalam paragraph tersebut. Topik juga mengontrol dan membatasi ide yang didiskusikan dalam paragraph. Kalimat topik dibagi menjadi dua bagian yaitu topik dan pengontrol ide, sedangkan topik adalah subject yang kita bicarakan.


Syarat topik yang baik,adalah :


a. Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknyaBila terdapat hambatan ,penulis tidak akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengumpulkan data dan fakta yang akan digunakan untuk memecahkan masalah.


b. Diketahui oleh penulis.
Penulis hendaklah mengerti atau mengetahui meskipun baru prinsip-perinsip ilmiahnya.

Contoh:
• Mencari sumber-sumber data .
• Metode atau penerapan yang digunakan.
• Metode analisis yang akan digunakan.
• Buku-buku referensi yang digunakan.


c. Jangan terlalu baru,jangan terlalu teknis dan jangan terlalu kontroversial
.

.Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis bila tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya.Topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara objektif.


d. Bermanfaat.

Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis.


e. Jangan terlau luas.

Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis.Setipa penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan berbatas untuk digarap sehingga tulisannya dapat terfokus.


f. Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.

g. Topik yang dipilih harus yang menarik.

h. Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.

j. Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. topik yang di pilih jangan terlalu baru.


k. Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.

l. Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi, • Tanpa tanda baca di akhir judul karangan, , • Logis, • Sesuai dengan isi • Judul harus:.asli,relevan,provakitif,singkat

Cara pembatasan Topik yaitu :
manfaat pembatasan topic:

• Memungkinkan pennulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
• Memungkinkan penulis mengadakan penelitian lebih intensif mengenai masalahnya.


Cara membatasi sebuah topik :

a. Tetapkanlah topik dalam kedudukan central.

Contoh; Komunikasi.


b.Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci , bila dapat tetapkan lah.


c.Tetpkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih


d. Ajukan pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.

v TEMA
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.


Syarat Tema yang baik, adalah
:


1. Tema menarik perhatian penulis.

Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.

2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.

Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.


3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

v JUDUL
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul juga merupakan nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi).

Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.
Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi,

contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai.
Judul karangan sedapat-dapatnya
a.. singkat dan padat,
b. menarik perhatian, serta
c. menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.


Syarat Judul yang baik, yaitu
:


a. Asli

Jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat dicarikan sinonimnya.

b. Relevan
Setelah menulis,baca ulang karangan anda, lalu carilah judul yang relevan dengan karangan anda ( harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut).


c. Provokatif

Judul tidak boleh terlalu sederhana, sehingga(calon) pembaca sudah dapat menduga isi karangan anda, kalau(calon) pembaca sudah dapat menebak isinya tentu karangan anda sudah tidak menarik lagi.


d. Singkat

Judul tidak boleh bertele-tele, harus singkat dan langsung pada inti yang ingin dibicarakan sehingga maksud yang ingin disampaikan dapat tercermin lewat judul.


e. Harus bebentuk frasa


f. Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,


g. Tanpa tanda baca di akhir judul karangan,


h. Menarik perhatian,


i. Logis,


j. Sesuai dengan isi.
Judul dibagi menjadi dua,yaitu :
1. Judul langsung
:
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.


2. Judul tak langsung
:
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

Sumber:

http://vinne-ine.blogspot.com/2010/05/topik-tema-dan-judul-perbedaan-antara.html

http://olivya-permata.blogspot.com/2010/04/topik-tema-dan-judul.html




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Alinea dan Paragraf Bahasa Indonesia

Pengertian Paragraf dan Alenia

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

Beberapa pengertian lain dari Alenia atau paragraf adalah:

“satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat" (Lamuddin Finoza, 2004:149)."Alenia atau paragraph merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan" (Sabati Akhadiah, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan, 1988 :144). " Alenia tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau luas dari kalimat… merupakan himpunan dari kalimatyang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Gorys Keraf, 1979:62).

Paragraf (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat.

Paragraf adalah suatu penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau tema. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat.

Dalam paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.

Syarat sebuah paragraf
Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
1. Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.

Bagian-Bagian Suatu Paragraf yang Baik
A. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.
B. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.

Syarat-Syarat Pembentukan Alenia

* Kesatuan

Yang dimaksud dengan kesatuan dalam alenia adalah semua kalimat yang membina alenia itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu. Suatu alenia dikatakan memiliki suatu kesatuan apabila seluruh kalimat dalam alenia hanya membicarakan satu ide pokok, satu topic atau masalah. Semua kalimat terfokus pada topiknya dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.

* Kepaduan atau Koherensi

Yang dimaksud dengan kepanduan atau koherensi adalah adanya kekompakan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alenia itu. Kepanduan atau koherensi dititik beratkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat.
Untuk memperoleh kepanduan yang baik dan mesra antara kalimat dalam sebuah alenia, perlu diperhatikan persyaratan :
Masalah kebahasaan atau unsure kebahasaan yang digambarkan dengan :
Repetisi atau pengulangan kata kunci
Kata ganti
Kata transisi atau ungkapan penghubung, dan Paralelisme.

* Perincian atau urutan alenia.
Menurut Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1988 :152) Ada satu lagi syarat-syarat pembentukan alenia yaitu, Kelengkapan

Macam-macam alenia
Jenis Alenia
Alenia banyak ragamnya. Untuk membedakan alenia yang satu dari alenia yang lain berdasarkan kelompoknya, bagan di bawah ini dapat dijadikan pedoman.

Jenis-Alenia menurut Posisi Kalimat Topiknya
Berdasarkan posisi kalimat, alenia dapat dibedakan atas empat macam, yaitu (a) alenia deduktif, (b) alenia induktif, (c) alenia deduktif-induktif, dan (d) alenia penuh kalimat topic.

Alenia Deduktif

"Alenia deduktif yaitu alenia yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan alenia (urutan umum-khusus)" (lamudin Finoza, 2004 : 159).
Contoh Alenia Deduktif.
Diskusi kelompok sangat efektif ditetapkan untuk melatih berbicara. Siswa dapat meredam rasa malu jika mengemukakan pendapat, saran, atau pertanyaan kepada teman kelompoknya. Mereka akan terpancing berbicara untuk melakukan hal itu. Tanpa disadari, mereka melakukan interaksi dalam kelompok dengan topik yang terarah.

Alenia Induktif

"Alenia induktif yaitu alenia yang menganalisa penjelasan terlebih dahulu, barulah diakui dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum)" (Lamudin finoza, 2004 :159).
Contoh Alenia Induktif.
Ular, buaya, cecak, dan sebagainya termasuk jenis binatang melata. Sebagaimanan jenis binatang lain, binatang-binatang tersebut memerlukan air. Begitu juga tumbuh-tumbuhan, misalnya bunga, kelapa, sawo, dan karet. Manusia juga sangat membutuhkan air. Manusia, tumbuh-tumbuhan, dan binatang sangat memerlukan air. (UAN 2001/2002)

Alenia Deduktif-Induktif

"Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir alenia, terbentuklah alenia campuran deduktif-induktif". (Lamudin Finoza, 2004:160).
Contoh Alenia Deduktif-Induktif.
Pemerintah menyadari bahwa rakyat indonesia memerlukan rumah muran, sehat dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidikibahan rumah yang murah tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian ahli. Bahan ini tahan api dan air. Lagi pula, bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan sesorang. Usulan ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat dan kuat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.

Alenia Penuh Kalimat Topik
"Kalimat topic atau kalimat utama termuat dalam seluruh alenia. Dalam hal ini tidak terdapat kalimat yang khusus yang menjadi kalimat topic. Alenia semacam ini terutama dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif atau deduktif.

Contoh Alenia penuh kalimat topik
Pagi hari ini aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Didepanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku..

Jenis Alenia Menurut Sifat Isinya

Alenia Persuatif
"Alenia persuatif, jika isi alenia mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca" (Lamuddin Finoza, 2004 :161). Paragraf persuatif berisi ajakan kepada pembaca dengan mengemukakan alas an, contoh, dan bukti supaya melakukan ajakan penulis.

Menurut Nunung Yuli Eti, Anton Suparyanta, dan M.G. Hesti Puji Rastuti (2005:64), Metode dalam pembentukan alenia persuatif adalah :
a. Rasionalisasi
b. Identifikasi
c. sugesti
d. Komformitas
e. Kompensasi
f. Proyeksi
g. Penggantian.
Dan bentuk-bentuk dari paragraph persuatif adalah, propaganda, iklan dalam surat kabar, majalah, selebaran, dan kampanye lisan.

Contoh paragraph Persuasi:
MLM (Multi Level Marketing) merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Bisini ini biasanya brgerak dalam bidang penjualan suatu produk. Produk tersebut dapat berupa suplemen makanan hingga prosuk rumah tangga. Menjadi anggota MLM dapat dilakukan sebagai bisnis sampingan seseorang yang bergabung dalam bisnis tersebut harus pandai memperluan jaringan. Semakin luas jaringan yang diperoleh, semakin besar pula pemasukan yang akan diperoleh. Oleh karena itu, menjadi anggota bisnis MLM memberi keuntungan karena dapat menambah pendapatan. Karena bisnis ini sangat menjanjikan, mari ikut bergabung dalam bisnis MLM ini.

Alenia Argumentatif
"Alenia argumentative, jika isi alenia membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alas an yang mendukung" (Lamuddin Finoza, 2004:161). Agar dapat berargumentasi dengan baik, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1). Berfikir
2). Menjauhkan emosi dan subjektivitas
3). Mampu mencari, mengumpulkan, menilai dan memilih fakta yang sesuai dengan tujuan, serta menghubungkannya sehingga dapat ditarik kesimpulan yang akurat. Bahan argumentasi yang berupa fakta, angka-angka, grafik, pendapat orang, dan sebagainya harus dikaji sungguh-sungguh sehingga dapat memperkuat argument yang dikemukakan.

Contoh alenia argurmentatif :
Menurut data lembaga Oceanologi Indonesia, 46% kondisi terumbu karang di Indonesia rusak berat, 14% kritis, 33% masih lumayan, dan hanya 17% yang kondisinya sangat bagus. Boleh disimpulkan, kerusakan gugusan karang di Indonesia saat ini sudah sangat parah dan mengenaskan.

Alenia Naratif
"Alenia naratif, jika isi alenia menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita" (Lamuddin Finoza, 2004:161). Pada alenia naratif, pengarang berusaha mengisahkan suatu peristiwa sehingga pembaca seolah-olah melihat dan mengalami sendiri peristiwa
Contoh alenia naratif :
Matahari sudah mulai condong ke barat. Aku membuang puntung sigaretku yang kesekian. Kemudian aku berdiri dan menepuk debu celanaku.
"Engkau boleh senyum lega, Jon "kataku kepada makam, "Tati sudah kelas 3 sekarang. Dan aku berjalan menuruni bukit, disambut oleh bocah kecil yang lahir ketika Jon mati. Kepalanya bulat lucu. Dan ia tersenyum juga. Senyum teman yang penuh harapan.
Sumber : "Senyum" dalam Hujan Kepagian, karya Nugroho Notosusanto

Pola pengembangan Alenia naratif menurut Tim Penyusun (2004:35), dibagi menjadi dua, yaitu :
Pola Pengembangan Naratif dengan Titik Pandang

Titik pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagaimana sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi maupun non fiksi kepada pembaca. Pada umumnya titik pandang dibedakan atas dua pola utama yaitu :
Titik Pandang (Sudut Pandang) orang pertama
Titik Pandang orang ketiga sebagai pengamat
Titik Pandang orang ketiga sebagai serba tahu
Titik Pandang campuran
Pola Pengembangan Naratif dengan Tehnik (Akibat) Dramatik.

Alenia Deskriptif
"Alenia deskriptif, jika isi alenia melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa" (Lamuddin Finoza, 2004:161).
"Deskriptif merupakan jenis karangan yang isinya memberikan, melukiskan, atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman semua panca indera" (Tim Penyusun, 2004:35).

Alenia Deskriptif dapat dikembangkan dengan pola :
Pola Pengembangan Observasi
Pola Pengembangan Fokus
Pola Pengambangan Seleksi

Contoh alenia deskriptif :
Gadis itu sedang berjalan-jalan seorang diri di tepi pantai Parangtritis. Baju berwarna biru laut dan rok hitam bersulamkan benang sutera menambah keanggunannya. Wajahnya yang putih bersih berubah menjadi kemerah-merahan terkena sengatan matahari pada sore hari. Matanya bersinar-sinar sunset sore itu. Rambutnya yang panjang terjuntai kebelakang melambai-lambai tertiup angina pantai. Bentuk badannya yang bagus itu semakin molek dengan pakaiannya yang sederhana.

Alenia Ekspositoris
"Alenia ekspositas, jika isi alenia memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu" (Lamuddin Finoza, 2004:161).

"Paragraf eksposisi atau paparan ialah kerangan yang memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai ide atau keyakinan yang disertai dengan gambar, denah, fakta, atau yang lain agar pembaca lebih jelas" (Tim Penyusun, 2004:81).

Contoh alenia Ekspositoris :
Rumah temanku terbentuk limasan. Berukuran panjang 20 meter dan lebar 10 meter. Rumah dibangun diatas tanah seluas 300 m2. Atapnya bergenting biasa, dindingnya dibuat dari tembok, dan lantainya dari marmer. Rumah ini terdiri atas lima kamar dengan perincian kamar tamu, kamar keluarga, dan tiga kamar tidur, sedangkan kamar mandi, water closed, dan dapur berada di luar rumah pokok.

Jenis Alenia Menurut Fungsinya Dalam Karangan

Alenia Pembuka
Isi alenia pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan, alenia pembuka harus dapat difungsikan untuk :
Menghantarkan pokok pembicaraan;
Menarik minat dan perhatian pembaca;
Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.

Alenia Pengembang
Alenia ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan didalam alenia pembuka. Alenia pengembang berfungsi untuk :
Mengemukakan inti persoalah;
Memberi ilustrasi atau contoh;
Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada alenia berikutnya;
Meringkas alenia sebelumnya;
Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.

Alenia Penutup
Alenia penutup adalah alenia yang dimaksudkan untuk mengakhiri sebuah karangan. Penyajian alenia penutup harus memperhatikan hal berikut ini.
Sebagai bagian penutup, alenia ini tidak boleh terlalu panjang.
Isi alenia harus berisi simpulan sementara atau akhir, sebagai cerminan inti seluruh uraian.

Pengembangan Alenia
Untuk mengembangkan sebuah alenia, baik untuk memperinci gagasan utama, maupun untuk mengurutkan perincian-perincian itu dengan teratur, dikembangkjan bermacam-macam metode pengembangan.

Metode pada alenia dan paragraph

* Metode Definisi

Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsep istilah tertentu. Dalam membuat definisi kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan dalam teks definisi itu. Misal, membuat definisi kebudayaan tidak boleh sebagai berikut : "Yang dimaksud kebudayaan adalah kebudayaan …."

* Metode Proses

Sebuah alenia dikatakan memakai metode proses apabila isi alenia menguraikan suatu proses. Untuk menyusun sebuah proses, pertama-tama penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh. Kedua, ia harus mengimbangi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. Ketiga, penulis harus menjelaskan tiap tahap dalam detail yang cukup tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses dengan jelas.

* Metode Contoh

Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk alenia. Harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang, tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengalaman sangat efektif untuk setiap pengarang.

* Metode Sebab Akibat

Metode sebab-akibat atau akibat sebab (Kausalitas)_ dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkan. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas, dan dapat pula sebaliknya. Faktor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan.

* Metode Umum-Khusus

Metode umum-khusus dan umum-khusus paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan alenia agar tampak teratur. Metode inilah paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan ekspositoris seperti artikel dalam media massa.

* Metode Klasifikasi

Bila kita akan mengelompokkan benda-benda atau non benda yang memilikipersamaan cirri seperti sifat bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi

Sumber :


http://organisasi.org/pengertian_paragraf_alinea_dan_bagian_dari_paragraf_bahasa_indonesia

http://blogsais.blogspot.com/2009/02/alenia.html

http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/paragraf.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya atau arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Atau bisa juga diartikan bahwa Kalimat efektif ialah kalimat yang mampu memindahkan pesan penulisan atau pembicaraan kepada pembaca atau pendengar persis seperti yang dimaksudkan penulis atau pembicara pesan itu berupa fikiran-fikiran yang sudah dicerna dan kalimat yang menjadi wahananya harus segar dan enak dibaca.

Syarat-syarat kalimat efektif, yaitu:
1)Kalimatnya harus jelas
2)Mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa
3)Ringkas
4)Luas
5)Enak dibaca
Contoh :
Orang dewasa yang tidak berilmu pola fikirnya seperti anak-anak sedangkan remaja yang berilmu pola fikirnya seperti orang dewasa.
Dari kalimat tersebut pengucapannya meluas, sedangkan pengertiannya menyempit maka dari itu untuk mengubah kalimat tersebut menjadi kalimat efektif maka kita mengambil poinnya saja.
Contoh : Besar dan kecilnya seseorang itu tergantung pada ilmunya.
Kalimat efektif memiliki pola kalimat yang benar yang sesuai dengna kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa indonesia.

Syarat-syarat kalimat efektif memiliki :

1. KESATUAN GAGASAN

Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.

“Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum”

Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)

a. subjek/predikatnya tidak jelas

tidak efektif: Berhubung itu mengemukakannya juga minat baca kaum remaja makin menurun.

efektif : Sehubungan dengan itu, ia juga mengemukakan bahwa minat baca

kaum remaja makin menurun.

b. fungsi keterangan yang salah letak

tidak efektif: Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkan.

efektif : SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan.

2. KESEJAJARAN

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan.

Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :

1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

* Koherensi yang baik dan komplek

Yang dimaksud dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. .
Kesalahan yang seringkali juga merusakkan kohernsi adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai dan sebagainyaDalam kesatuan pikiran lebih ditekankan lagi struktur, atau interelasi antara kata-kata yangmenduduki sebuh tugas dalam kalimat. Oleh karena itu sebuah kalimat dapat mengandung sebuah kesatuan pikiran, namun koherensinya tidak baik.

a. Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat


BAIK : Adik saya yang paling kecil memukul anjing dikebuh kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya.
TIDAK BAIK : Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebun anjing.
Anjing kemarin pagi di kebun adik saya memukul dengan sekuat tenaga.
Demikian pula pemisahan saya yang paling kecil dari kata adik juga akan merusak koherensi kelompok kata dalam kalimat.


b. Kepaduan sebuah kalimat akan rusak pula karena salah mempergunakan kata-kata depan, kata penghubung dsb.
Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan penguasaan bahasa menentukan bagi pola kepribadian yang sedang berkembang (tanpa bagi)
Sejak lahir manusia memiliki jiwa untuk melawan kepada kekejaman alam, atau kepada pihak lain karena merasa dirinya lebih kuat (tanpa kepada).

c. Kesalahan lain yang dapat merusak koherensi adalah pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi.
Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yagn sedang berlangsung itu merupakan Perang Dunia di Timur Tengah atau banyak peninjau atau para peninjau : makna banyak dan para tidak tumpang tindih)

d. Suatu corak kesalahan lain yang sering dilakukan adalah salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb) pada kata kerja tanggap. Contoh :
Saya sudah membaca buku itu hingga tamat (baik)
Jadi : Saya baca, kau pukul, kau lihat, dsb. Sebagai bentuk tanggap tidak boleh diselingi keterangan apapun, karena hubungan antara keduanya sangat mesra.

3. KEHEMATAN

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.

Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.

Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.

Kalimat yang benar adalah:

Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

4. PENEKANAN

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.

Caranya:

* Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.

Contoh :

1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain

2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

* Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel “lah, -pun, dan “kah.

Contoh :

1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.

2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.

3. Bisakah dia menyelesaikannya?

* Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.

Contoh :

Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

* Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.

Contoh :

1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.

2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

5. KELOGISAN

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh :

Waktu dan tempat saya persilakan.

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan.

Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;

Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

6. VARIASI

Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk.Variasi tidak lain daripada menganeka ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu:


a) Variasi sinonim kata
Penjelasan-penjelesan yang berbentuk kelompok kata pada hakikatnya tidak mengubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Seribu puspa di taman bungan seribu wangi menyegar cita (BKI).
Demikian pula puspa dan wangi sebenarnya menyatakan yang sama.


b. Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang.


c. Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat berturut-turut dapat menimbulkan kejenuhan
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap 'tidur nyenyak' meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak dibangun.


d. Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut paut juga dengan penekanan dalam kalimat.



7. PARALELISME

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting dan lama fungsinya ke dalam suatu struktur/konstruksi gramatikal yang sama.


BAIK: reorganisasi administrasi departemen-departemen; peng¬hentian pemborosan dan penyelewengan-penyelewengan, serta mobilisasi potensi-potensi nasional, merupakan masalah-masa¬lah pokok yang meminta perhatian kita. (semuanya kata ben¬da).


SALAH: reorganisasi administrasi departemen-departemen menghentikan pemborosan dan penyelewengan-penyeleweng¬an, serta mobilisasi potensi-potensi nasional, merupakan masasah-masalah pokok yang meminta perhatian pemerintah kita

http://wanipintar.blogspot.com/2009/06/kalimat-efektif.html

http://readone82.blogdetik.com/2009/08/26/kalimat-efektif/

http://sasyasigi.wordpress.com/2008/11/01/kalimat-efektif/

http://komunitasmahasiswa.info/2009/02/ciri-ciri-kalimat-efektif/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kalimat Dasar dalam Bahasa Indonesia

KALIMAT

Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulisan, kita sebenarnya tidak menggunakan kata-kata secara lepas, melainkan kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku, sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.

Pola dasar kalimat bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja, kalimat dasar tersebut dapat kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan dengan kaidah atau aturan yang berlaku.
Pola kalimat itu antara lain :

Kalimat dasar berpola S P
Kalimat dasar ini memiliki unsure subjek sdan predikat. Predikat unuk type kalimat ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan, contoh :
• Mereka / sedang berenang
S P(kata kerja)
• Ayahnya / seorang guru
S P(kata benda)
• Gambar itu / bagus
S P (kata sifat)

Kalimat dasar berpola S P O
Kalimat dasar ini memiliki unsure subjek, predikat, objek, Misalnya :
Mereka / sedang menulis / karya tulis ilmiah
S P O

Kalimat dasar berpola S P Pel
Kalimat dasar ini memiliki unsure subjek, predikat, pelengkap, misalnya :
Anaknya / beternak / ayam
S P pel

Kalimat dasar berpola S P O Pel
Contoh : dia / mengirimi / saya / surat
S P O Pel

Kalimat dasar berpola S P K
Kalimat dasar ini memiliki unsure subjek, predikat, keterangan
Contohnya : saya / berasal / dari Wonosobo
S P K

Kalimat dasar berpola S P O K
Kalimat ini memiliki unsure yang komplit tapi tanpa pelengkap. Unsur itu antara lain subjek, predikat, objek, keterangan.
contohnya : kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari
S P O K

Kalimat yang baik dan benar

Kalimat yang benar adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah atau aturan yang berlaku, baik yang berkaitan dengan tata bunyi (fonologi), tata bahasa, kosa kata, maupun ejaan. Sementara kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang dapat menyampaikan pesan atau informasi secara tept. Lihat contoh kalimat dibawah ini :

1. dia mencarikan kerja untuk saya
2. kakeknya telah meninggal dunia 2 tahun yang lalu

kata mencarikan tergolong kata kerja benefaktif, artinya pekerjaan itu ditujukan untuk orang lainoleh karena itu kata kerja tersebut harus diikuti objek yang berupa orang, sehingga susunan yang benar untuk kalimat pertama diatas adalah :
“dia mencarikan saya pekerjaan”
Tetapi contoh kalimat sebelum di ubah juga benar, karena telah dapat menyampaikan informasi atau pesan kepada pembaca.
Sebaliknya untuk contoh kalimat kedua sudah benar, karena telah menggunakan kaidah dan aturan yang berlaku, kalimat tersebut pun telah dapat menyampaikan pesan secara rinci kepada pembaca.

Selain contoh kalimat diatas ada juga hal-hal yang perlu diperhatikan agar kalimat itu menjadi kalimat yang baik dan benar, diantaranya adalah :

Kalimat harus mempunyai Subjek yang jelas
Ketidakjelasan subjek itu terjadi pada umunya terjadi karena subjek didahului dengan kata depan

Kalimat harus mempunyai predikat yang jelas

• Bagian kalimat yang majemuk tidak dipenggal
Hal ini sangat terlihat apabila kita membuat kalimat dengan menggunakan kata penghubung (konjungsi), misalnya sehingga, karena, sedangkan. Sebagai bagian dari kalimat, unsure yang diawali dengan konjungsi tersebut tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat, sehingga bagian kalimat yang diawali dengan konjungsi tersebut harus ditulis serangkai dengan bagian sebelumnya

Kalimat disusun secara padu (timbal balik)
Keterpaduan dalam kalimat akan rusak karena salah menwempatkan kata depan (tentang, mengenai, akan), keterpaduan itu akan rusak juga karena salah menempatkan kata keterangan aspek (sudah, telah, akan) atau keterangan modalitas (harus, boleh, ingin) pada kalimat pasif.

• Kalimat memiliki bentuk-bentuk yang sejajar ( paralel )
Kesejajaran bentuk berarti pengungkapan gagasan-gagasan yang sama fungsinya kedalam suatu

• Susunan kalimat dengan kata-kata yang hemat
Hemat itu diantaranya :
Tidak mengulang subjek yang sama dalam kalimat tersebut
Tidak menjamakkan kata yang bermakna jamak
Menghilangkan bentuk yang bersinonim
Menghilangkan kata yang superordinat pada kata yang merupakan hiponimnya
Menghilangkan kata saling pada kata kerja resiprokal
Susunan kalimat dengan ketunggalan arti (tidak ambigu)
Susunan kalimat harus logis.

TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

I. PENGENALAN INTIFRASE UNTUK MENGETAHUI INTI MAKNA
Frase: Satuan gramatikal (himpunan kata) yang merupakan kesatuan linguistik dan
tidak melebihi fungsi S, P, O, dan K.

Untuk mengetahui intifrase tidaklah sulit, demikian pula untuk mengetahui inti makna,
keduanya saling berkait dan saling bersesuaian. Dimana titik (inti) makna berada
disitulah intifrasenya.
Jadi untuk mengetahui inti frase harus dipahami dulu makna frase tersebut :
Contoh:
1. selalu banyak alasan
2. rumah yang indah
3. tidak jadi pergi
4. orang yang tinggi besar
5. cantik sekali

II. PERBANDINGAN POLA PEMBENTUKAN FRASE
Pola frase yang sering dibahas dan ditanyakan dalam tes-tes, berdasarkan kelas atau
jenisnya :
- Frase Nominal : - gedung sekolah
- surat kabar harian
- pertunjukan drama
- Frase Verbal

- Frase Adjektival

- Frase Adverbial
: - sedang makan
- sudah pergi
- terlalu belajar
: - sangat cantik
- agak malas
- terlalu berat
: - kemarin siang
- tadi malam
- bulan depan

- Frase Preposisional :
- di Jakarta
- dari Surabaya
- untuk adiknya

II. KATA PENGHUBUNG KALIMAT
• tetapi, meskipun, walaupun, namun
• atau
• bahkan, sekalipun
• dan
• sehingga

III. FUNGSI KATA DALAM KALIMAT
• sejak, lalu, kemudian, seketika itu
: mempertentangkan
: memilih
: menguatkan
: menambah, menyetarakan
: menyimpulkan
: waktu
• dimana, di sana, di dalam
• untuk, agar, supaya
• karena, sebab
: tempat
: fungsi
: sebab-akibat


http://jjkoe.blogspot.com/2008/01/tata-kalimat-bahasa-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa
http://blogious.com/info/pola-kalimat-dasar-bahasa-indonesia.html






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

RAGAM ATAU VARIASI BAHASA INDONESIA

RAGAM BAHASA INDONESIA

· Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri

· MACAM-MACAM RAGAM BAHASA
1.Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
2.Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
3.Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
4.Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal.
5.Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
6.Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
7.Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.

· BAHASA INDONESIA DULU
Penggunaan Bahasa Indonesia di Zaman Dulu.
Bahasa Indonesia pada waktu dulu sangat tidak divariasikan dalam pengucapan berbicaranya, dalam penyampaiannya pun kata-katanya hampir baku, tapi tidak semua warga Indonesia pada waktu itu berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar..

· BAHASA INDONESIA SEKARANG
Penggunaan Bahasa Indonesia di Zaman Sekarang
Bahasa Indonesia di zaman sekarang ini sudah banyak divariasikan dalam pengucapan berbicaranya. Dalam penyampaianpun kata-katanya sudah tidak baku lagi, hal ini disebabkan karena era globaliasi yang berkembang pesat di Indonesia, karena pengaruh-pengaruh budaya luar masuk ke Indonesia termasuk cara gaya berbicaranya, oleh karena itu, sekarang ini bahasa Indonesia yang baku sudah jarang dipakai lagi karena dampak globalisasi itu.

· BAHASA INDONESIA KEDEPAN
Penggunaan Bahasa Indonesia Kedepannya
Mungkin gaya bicara warga Indonesia ke depan diprediksi sudah tidak sama sekali menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapanya sehari-hari, nanti mungkin akan berbicara dengan bahasa negara lain, hal ini dapat kita lihat dari sekolah-sekolah menengah ke atas yang hampir rata-rata mengedepankan pelajaran-pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Jepang, bahkan sekarang ini sudah banyak sekolah menengah ke atas yang mempelajari bahasa Jerman dan Arab

· TUJUAN DIAJARKANNYA BAHASA INDONESIA
Apa Saja Tujuan dari Diajarkannya Bahasa Indonesia.
Agar dapat memahami lebih jauh berbahasa Indonesia , agar dapat mengetahui cara berbicara bahasa Indonesia yang benar , agar dapat melestarikan berbahasa Indonesia agar tidak hilang,

· APA YANG AKAN TERJADI
Apa yang Akan Terjadi Jika Kita Tidak Melestarikan Bahasa Indonesia..?
Jika kita tidak melestarikan tata cara berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka bangsa kita ini akan terjajah oleh bangsa asing, Dampak lain bahasa Indonesia sudah tidak akan diapakai lagi mungkin akan hilang

· HAL APA SAJA
Hal Apa Saja yang Harus Diperhatikan Jika Kita Ingin Melestarikan Bahasa Indonesia..?
Hal pertama kita harus mengajarkan anak kita belajar berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan sopan. Kedua kita harus mengajarkan mereka lebih dalam tentang bahasa Indonesia.

Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
2. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).

Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.

Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri. Bahasa isyarat akan dibahas pada artikel lain di situs organisasi.org ini..

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_Bahasa

http://intl.feedfury.com/content/2009/02/02/ragam_bahasa.html

http://muchlis-m.blogspot.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS