KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya atau arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Atau bisa juga diartikan bahwa Kalimat efektif ialah kalimat yang mampu memindahkan pesan penulisan atau pembicaraan kepada pembaca atau pendengar persis seperti yang dimaksudkan penulis atau pembicara pesan itu berupa fikiran-fikiran yang sudah dicerna dan kalimat yang menjadi wahananya harus segar dan enak dibaca.

Syarat-syarat kalimat efektif, yaitu:
1)Kalimatnya harus jelas
2)Mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa
3)Ringkas
4)Luas
5)Enak dibaca
Contoh :
Orang dewasa yang tidak berilmu pola fikirnya seperti anak-anak sedangkan remaja yang berilmu pola fikirnya seperti orang dewasa.
Dari kalimat tersebut pengucapannya meluas, sedangkan pengertiannya menyempit maka dari itu untuk mengubah kalimat tersebut menjadi kalimat efektif maka kita mengambil poinnya saja.
Contoh : Besar dan kecilnya seseorang itu tergantung pada ilmunya.
Kalimat efektif memiliki pola kalimat yang benar yang sesuai dengna kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa indonesia.

Syarat-syarat kalimat efektif memiliki :

1. KESATUAN GAGASAN

Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.

“Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum”

Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)

a. subjek/predikatnya tidak jelas

tidak efektif: Berhubung itu mengemukakannya juga minat baca kaum remaja makin menurun.

efektif : Sehubungan dengan itu, ia juga mengemukakan bahwa minat baca

kaum remaja makin menurun.

b. fungsi keterangan yang salah letak

tidak efektif: Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkan.

efektif : SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan.

2. KESEJAJARAN

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan.

Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :

1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

* Koherensi yang baik dan komplek

Yang dimaksud dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. .
Kesalahan yang seringkali juga merusakkan kohernsi adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai dan sebagainyaDalam kesatuan pikiran lebih ditekankan lagi struktur, atau interelasi antara kata-kata yangmenduduki sebuh tugas dalam kalimat. Oleh karena itu sebuah kalimat dapat mengandung sebuah kesatuan pikiran, namun koherensinya tidak baik.

a. Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat


BAIK : Adik saya yang paling kecil memukul anjing dikebuh kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya.
TIDAK BAIK : Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebun anjing.
Anjing kemarin pagi di kebun adik saya memukul dengan sekuat tenaga.
Demikian pula pemisahan saya yang paling kecil dari kata adik juga akan merusak koherensi kelompok kata dalam kalimat.


b. Kepaduan sebuah kalimat akan rusak pula karena salah mempergunakan kata-kata depan, kata penghubung dsb.
Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan penguasaan bahasa menentukan bagi pola kepribadian yang sedang berkembang (tanpa bagi)
Sejak lahir manusia memiliki jiwa untuk melawan kepada kekejaman alam, atau kepada pihak lain karena merasa dirinya lebih kuat (tanpa kepada).

c. Kesalahan lain yang dapat merusak koherensi adalah pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi.
Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yagn sedang berlangsung itu merupakan Perang Dunia di Timur Tengah atau banyak peninjau atau para peninjau : makna banyak dan para tidak tumpang tindih)

d. Suatu corak kesalahan lain yang sering dilakukan adalah salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb) pada kata kerja tanggap. Contoh :
Saya sudah membaca buku itu hingga tamat (baik)
Jadi : Saya baca, kau pukul, kau lihat, dsb. Sebagai bentuk tanggap tidak boleh diselingi keterangan apapun, karena hubungan antara keduanya sangat mesra.

3. KEHEMATAN

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.

Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.

Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.

Kalimat yang benar adalah:

Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

4. PENEKANAN

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.

Caranya:

* Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.

Contoh :

1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain

2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

* Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel “lah, -pun, dan “kah.

Contoh :

1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.

2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.

3. Bisakah dia menyelesaikannya?

* Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.

Contoh :

Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

* Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.

Contoh :

1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.

2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

5. KELOGISAN

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh :

Waktu dan tempat saya persilakan.

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan.

Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;

Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

6. VARIASI

Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk.Variasi tidak lain daripada menganeka ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu:


a) Variasi sinonim kata
Penjelasan-penjelesan yang berbentuk kelompok kata pada hakikatnya tidak mengubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Seribu puspa di taman bungan seribu wangi menyegar cita (BKI).
Demikian pula puspa dan wangi sebenarnya menyatakan yang sama.


b. Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang.


c. Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat berturut-turut dapat menimbulkan kejenuhan
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap 'tidur nyenyak' meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak dibangun.


d. Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut paut juga dengan penekanan dalam kalimat.



7. PARALELISME

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting dan lama fungsinya ke dalam suatu struktur/konstruksi gramatikal yang sama.


BAIK: reorganisasi administrasi departemen-departemen; peng¬hentian pemborosan dan penyelewengan-penyelewengan, serta mobilisasi potensi-potensi nasional, merupakan masalah-masa¬lah pokok yang meminta perhatian kita. (semuanya kata ben¬da).


SALAH: reorganisasi administrasi departemen-departemen menghentikan pemborosan dan penyelewengan-penyeleweng¬an, serta mobilisasi potensi-potensi nasional, merupakan masasah-masalah pokok yang meminta perhatian pemerintah kita

http://wanipintar.blogspot.com/2009/06/kalimat-efektif.html

http://readone82.blogdetik.com/2009/08/26/kalimat-efektif/

http://sasyasigi.wordpress.com/2008/11/01/kalimat-efektif/

http://komunitasmahasiswa.info/2009/02/ciri-ciri-kalimat-efektif/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar